Skip to main content

Tafsir Surat Yusuf, ayat 35


{ثُمَّ بَدَا لَهُمْ مِنْ بَعْدِ مَا رَأَوُا الآيَاتِ لَيَسْجُنُنَّهُ حَتَّى حِينٍ (35) }
Kemudian timbul pikiran kepada mereka setelah melihat tanda-tanda (kebesaran Yusuf) bahwa mereka harus memenjarakannya sampai sesuatu waktu.
Allah menceritakan bahwa kemudian timbul dalam pikiran mereka suatu pendapat sebaiknya mereka memenjarakan Yusuf sampai waktu tertentu. Demikian itu terjadi setelah mereka menyaksikan kebersihan nama Yusuf dan tampak jelas tanda-tanda yang membuktikan kebenarannya dan kesuciannya serta sifat 'iffah-nya. Seakan-akan —hanya Allah yang Maha Mengetahui— mereka dalam tindakannya memenjarakan Yusuf hanyalah untuk membuat opini di kalangan masyarakat, bahwa Yusuflah yang menggoda Zulaikha untuk diajak berbuat zina dengannya, lalu mereka memenjarakannya. Karena apa dikata, berita telah tersebar ke seluruh antero kota.
Karena itulah ketika raja negeri itu meminta agar Yusuf dikeluarkan dari penjara, Yusuf menolak. Ia tidak mau keluar sebelum dirinya dibersih­kan dari tuduhan khianat yang dilancarkan terhadap dirinya. Setelah hal tersebut ditetapkan dan namanya telah dibersihkan, maka barulah Yusuf mau keluar dari penjara dalam keadaan telah dibersihkan kehormatan namanya.
As-Saddi mengatakan bahwa mereka memenjarakan Yusuf hanyalah agar berita tentang perbuatan Zulaikha terhadapnya tidak tersiar dan agar kebersihan nama Yusuf tidak menyebar karena berarti akan memper­malukan Zulaikha.

Comments

Popular posts from this blog

Tafsir Surat Asy-Syu'ara', ayat 78-82

أَوْفُوا الْكَيْلَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُخْسِرِينَ (181) وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ (182) وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ (183) وَاتَّقُوا الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالْجِبِلَّةَ الْأَوَّلِينَ (184) Sempurnakanlah takaran dan janganlah kalian termasuk orang-orang yang merugikan; dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kalian merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kalian merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan; dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kalian dan umat-umat yang dahulu. Nabi Syu'aib memerintahkan kepada mereka agar menyempurnakan takaran dan timbangan, dan melarang mereka melihat (mengurangi) takaran dan timbangan. Untuk itu ia mengatakan: {أَوْفُوا الْكَيْلَ وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُخْسِرِينَ} Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan. (Asy-Syu'ara': 181) Yakni bila kalian membayar kepada orang lain, maka

Tafsir Surat Asy-Syams, ayat 11-15

كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِطَغْوَاهَا (11) إِذِ انْبَعَثَ أَشْقَاهَا (12) فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ نَاقَةَ اللَّهِ وَسُقْيَاهَا (13) فَكَذَّبُوهُ فَعَقَرُوهَا فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْبِهِمْ فَسَوَّاهَا (14) وَلَا يَخَافُ عُقْبَاهَا (15) (Kaum) Samud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas, ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka, lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka, "(Biarkanlah) unta betina Allah dan minumannya.” Lalu mereka mendustakannya dan menyembelih unta itu, maka Tuhan mereka membinasakan mereka disebabkan dosa mereka, lalu Allah menyamaratakan mereka (dengan tanah), dan Allah tidak takut terhadap akibat tindakan-Nya itu. Allah Swt. menceritakan tentang kaum Samud, bahwa mereka mendustakan Rasul Allah yang diutus kepada mereka, karena sudah menjadi watak mereka perbuatan sewenang-wenang dan melampaui batas. Muhammad ibnu Ka'b telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: karena mereka melam

Tafsir Surat An-Nas, ayat 1-6

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6) Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia . Ketiga ayat yang pertama merupakan sebagian dari sifat-sifat Allah Swt. yaitu sifat Rububiyah (Tuhan), sifat Al-Mulk (Raja), dan sifat Uluhiyyah (Yang disembah). Dia adalah Tuhan segala sesuatu, Yang memilikinya dan Yang disembah oleh semuanya. Maka segala sesuatu adalah makhluk yang diciptakan-Nya dan milik-Nya serta menjadi hamba-Nya. Orang yang memohon perlindungan diperintahkan agar dalam permohonannya itu menyebutkan sifat-sifat tersebut agar dihindarkan dari kejahatan godaan yang bersembunyi, yaitu setan yang selalu mendampingi