Skip to main content

110. Surat An-Nasr


تفسير سورة إذا جاء نصر الله والفتح
(Pertolongan)
Terdiri dari 3 ayat, diturunkan di Mina sewaktu haji wada, Dikelompokkan ke dalam Surat Madaniyyah. Surat ini termasuk surat yang terakhir kali diturunkan. Turun sesudah Surat At-Taubah
Dalam pembahasan yang lalu telah disebutkan bahwa surat ini sebanding dengan seperempat Al-Qur'an. Begitu pula surat Az-Zalzalah sebanding dengan seperempat Al-Qur'an.
Imam Nasai mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ismail ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Ja'far, dari Abul Umais. Telah menceritakan pula kepada kami Ahmad ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Aun, telah menceritakan kepada kami Abul Umais, dari Abdul Majid ibnu Suhail, dari Ubaidillah ibnu Abdullah ibnu Utbah yang mengatakan bahwa Ibnu Abbas pernah berkata kepadanya, "Hai Ibnu Utbah, tahukah engkau, surat apakah yang paling akhir diturunkan?" Aku Menjawab, "Ya," yaitu: Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. (An-Nasr: 1) Ibnu Abbas berkata, "Engkau benar."
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar dan Imam Baihaqi telah meriwayatkan melalui hadis Musa ibnu Ubaidah Al-Baridi, dari Sadaqah ibnu Yasar, dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa surat ini diturunkan kepada Rasulullah Saw. pada pertengahan hari-hari Tasyriq, yaitu firman-Nya: Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. (An-Nasr: 1)
Maka aku mengetahui bahwa hal ini merupakan al-wada' (pamitan), lalu Rasulullah Saw. memerintahkan agar untanya yang bernama Qaswa dipersiapkan, kemudian beliau mengendarainya dan berkotbah kepada orang-orang. Maka Ibnu Umar menuturkan khotbah Rasulullah Saw. yang terkenal itu.
Al-Hafiz Al-Baihaqi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Ahmad ibnu Abdan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Ubaid As-Saffar, telah menceritakan kepada kami Al-Asqati, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Abbad ibnui Awwam, dari Hilal ibnu Khabbab, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa setelah diturunkan kepada Rasulullah Saw. firman-Nya: Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. (An-Nasr: 1)
Maka beliau memanggil Fatimah (putrinya), kemudian bersabda, "Sesungguhnya telah disampaikan kepadaku dekatnya ajalku." Maka Fatimah menangis, kemudian tersenyum. Fatimah mengatakan, "Pada mulanya beliau Saw. menceritakan kepadanya bahwa ajalnya telah dekat, lalu aku menangis. Kemudian beliau bersabda:
«اصْبِرِي فَإِنَّكِ أَوَّلُ أَهْلِي لِحَاقًا بِي»
'Bersabarlah, karena sesungguhnya engkau adalah mula-mula keluargaku yang menyusul (kepergian)ku. '
Maka aku tersenyum mendengar berita ini.”Imam Nasai telah meriwayatkan pula hadis ini, tetapi tanpa melibatkan Fatimah r.a.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
More:


Comments

Popular posts from this blog

Tafsir Surat Asy-Syu'ara', ayat 78-82

أَوْفُوا الْكَيْلَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُخْسِرِينَ (181) وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ (182) وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ (183) وَاتَّقُوا الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالْجِبِلَّةَ الْأَوَّلِينَ (184) Sempurnakanlah takaran dan janganlah kalian termasuk orang-orang yang merugikan; dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kalian merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kalian merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan; dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kalian dan umat-umat yang dahulu. Nabi Syu'aib memerintahkan kepada mereka agar menyempurnakan takaran dan timbangan, dan melarang mereka melihat (mengurangi) takaran dan timbangan. Untuk itu ia mengatakan: {أَوْفُوا الْكَيْلَ وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُخْسِرِينَ} Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan. (Asy-Syu'ara': 181) Yakni bila kalian membayar kepada orang lain, maka

Tafsir Surat Asy-Syams, ayat 11-15

كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِطَغْوَاهَا (11) إِذِ انْبَعَثَ أَشْقَاهَا (12) فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ نَاقَةَ اللَّهِ وَسُقْيَاهَا (13) فَكَذَّبُوهُ فَعَقَرُوهَا فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْبِهِمْ فَسَوَّاهَا (14) وَلَا يَخَافُ عُقْبَاهَا (15) (Kaum) Samud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas, ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka, lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka, "(Biarkanlah) unta betina Allah dan minumannya.” Lalu mereka mendustakannya dan menyembelih unta itu, maka Tuhan mereka membinasakan mereka disebabkan dosa mereka, lalu Allah menyamaratakan mereka (dengan tanah), dan Allah tidak takut terhadap akibat tindakan-Nya itu. Allah Swt. menceritakan tentang kaum Samud, bahwa mereka mendustakan Rasul Allah yang diutus kepada mereka, karena sudah menjadi watak mereka perbuatan sewenang-wenang dan melampaui batas. Muhammad ibnu Ka'b telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: karena mereka melam

Tafsir Surat An-Nas, ayat 1-6

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6) Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia . Ketiga ayat yang pertama merupakan sebagian dari sifat-sifat Allah Swt. yaitu sifat Rububiyah (Tuhan), sifat Al-Mulk (Raja), dan sifat Uluhiyyah (Yang disembah). Dia adalah Tuhan segala sesuatu, Yang memilikinya dan Yang disembah oleh semuanya. Maka segala sesuatu adalah makhluk yang diciptakan-Nya dan milik-Nya serta menjadi hamba-Nya. Orang yang memohon perlindungan diperintahkan agar dalam permohonannya itu menyebutkan sifat-sifat tersebut agar dihindarkan dari kejahatan godaan yang bersembunyi, yaitu setan yang selalu mendampingi