{وَاضْرِبْ  لَهُمْ مَثَلا أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ (13) إِذْ  أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ  فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ (14) قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلا بَشَرٌ  مِثْلُنَا وَمَا أَنزلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلا تَكْذِبُونَ  (15) قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ (16) وَمَا  عَلَيْنَا إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ (17) }
Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan,  yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka;  (yaitu) ketika Kami mengutus kepada  mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan  dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata,  "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.” Mereka menjawab,  "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak  menurunkan sesuatu pun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka.” Mereka  berkata, "Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus  kepada kamu. Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah  Allah) dengan jelas.”
Allah Swt. berfirman, memerintahkan kepada Nabi-Nya agar membuat suatu  perumpaman terhadap kaumnya yang telah mendustakannya.
{مَثَلا  أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ}
suatu perumpamaan yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang  kepada mereka. (Yasin: 13)
Ibnu Ishaq telah mengatakan berdasarkan berita yang sampai kepadanya dari  Ibnu Abbas r.a., Ka'bul Ahbar, dan Wahb ibnu Munabbih, bahwa negeri yang  dimaksud adalah Intakiyah, yang diperintah oleh seorang raja yang bernama  Antikhas. Ia adalah seorang penyembah berhala, maka Allah mengutus kepadanya  tiga orang rasul. Ketiga orang rasul itu bernama Sadiq, Saduq, dan Syalum;  tetapi raja itu mendustakan mereka.
Hal yang sama telah diriwayatkan dari Buraidah ibnul Khasib, Ikrimah,  Qatadah, dan Az-Zuhri, bahwa negeri tersebut adalah Intakiyah. Akan tetapi, ada  sebagian para imam yang merasa ragu bahwa negeri tersebut adalah Intakiyah  karena alasan yang akan kami sebutkan kemudian sesudah kisah ini selesai,  insya Allah.
***********
Firman Allah Swt.:
{إِذْ  أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا}
(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka  mendustakannya. (Yasin: 14)
Maksudnya, dengan spontan mereka mendustakan kedua rasul itu.
{فَعَزَّزْنَا  بِثَالِثٍ}
kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga. (Yasin:  14)
Yakni Kami perkuat keduanya dengan rasul yang ketiga. 
Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Wahb ibnu Sulaiman, dari Syu'aib  Al-Jiba'i yang mengatakan bahwa nama kedua rasul yang pertama itu adalah Syam'un  dan Yuhana, sedangkan nama rasul yang ketiga ialah Baulus, dan nama negerinya  adalah Intakiyah.
{فَقَالُوا}
maka ketiga utusan itu berkata. (Yasin: 14) 
Yaitu kepada penduduk negeri tersebut.
{إِنَّا  إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ}
Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu (Yasin:  14)
Yakni dari Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian. Dia memerintahkan  kepada kalian agar menyembah Dia semata, tiada sekutu bagi-Nya. Demikianlah  menurut Abul Aliyah. Tetapi Qatadah ibnu Di'amah menduga bahwa ketiganya adalah  utusan-utusan Al-Masih a.s. kepada penduduk negeri Intakiyah.
{قَالُوا  مَا أَنْتُمْ إِلا بَشَرٌ مِثْلُنَا}
Mereka menjawab, "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami.  (Yasin: 15)
Maksudnya, mana mungkin kalian diberi wahyu, sedangkan kalian adalah manusia  seperti kami juga, dan kami tidak mendapat wahyu seperti kalian. Seandainya  kalian benar-benar utusan, tentulah kalian adalah jenis malaikat. Dan memang  inilah keraguan yang berada di benak kebanyakan umat yang mendustakan para  rasul, sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya yang  menceritakan ucapan mereka:
{ذَلِكَ  بِأَنَّهُ كَانَتْ تَأْتِيهِمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالُوا أَبَشَرٌ  يَهْدُونَنَا}
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya telah datang kepada mereka  rasul-rasul mereka (membawa) keterangan-keterangan lalu mereka berkata,  "Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami?” (At-Tagabun: 6)
Yakni mereka merasa heran dan tidak percaya bila rasul berasal dari jenis  manusia. Disebutkan pula oleh firman-Nya:
{قَالُوا  إِنْ أَنْتُمْ إِلا بَشَرٌ مِثْلُنَا تُرِيدُونَ أَنْ تَصُدُّونَا عَمَّا كَانَ  يَعْبُدُ آبَاؤُنَا فَأْتُونَا بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ}
Mereka berkata, "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu  menghendaki untuk menghalang-halangi (membelokkan) kami dari apa yang  selalu disembah nenek moyang kami, Karena itu, datangkanlah kepada kami bukti  yang nyata.” (Ibrahim: 10)
Dan firman Allah Swt. lainnya yang menceritakan perkataan mereka:
{وَلَئِنْ  أَطَعْتُمْ بَشَرًا مِثْلَكُمْ إِنَّكُمْ إِذًا لَخَاسِرُونَ}
Dan sesungguhnya jika kamu sekalian menaati manusia yang seperti kamu,  niscaya bila demikian kamu benar-benar (menjadi) orang-orang yang merugi.  (Al-Mu-minun: 34)
{وَمَا  مَنَعَ النَّاسَ أَنْ يُؤْمِنُوا إِذْ جَاءَهُمُ الْهُدَى إِلا أَنْ قَالُوا  أَبَعَثَ اللَّهُ بَشَرًا رَسُولا}
Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman tatkala  datang petunjuk kepadanya, kecuali perkataan mereka, "Adakah Allah mengutus  seorang manusia menjadi rasul?" (Al-Isra: 94)
Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
{مَا  أَنْتُمْ إِلا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا أَنزلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ  أَنْتُمْ إِلا تَكْذِبُونَ * قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ  لَمُرْسَلُونَ}
"Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah  tidak menurunkan sesuatu pun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka.” Mereka  berkata, "Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus  kepada kamu." (Yasin: 15-16)
Yakni ketiga orang rasul mereka menjawab, "Namun Allah mengetahui bahwa kami  adalah rasuI-rasul-Nya yang diutus kepada kalian. Dan seandainya kami dusta  terhadap-Nya, tentulah Dia akan menghukum kami dengan siksaan yang keras. Akan  tetapi, Dia pasti akan memenangkan kami dan menolong kami dalam menghadapi  kalian, dan kalian akan mengetahui bagi siapakah kesudahan yang baik itu." Ayat  ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
{قُلْ  كَفَى بِاللَّهِ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ شَهِيدًا يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَوَاتِ  وَالأرْضِ وَالَّذِينَ آمَنُوا بِالْبَاطِلِ وَكَفَرُوا بِاللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ  الْخَاسِرُونَ}
Katakanlah, "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu. Dia  mengetahui apa yang di langit dan di bumi. Dan orang-orang yang percaya kepada  yang batil dan ingkar kepada Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi.”  (Al-'Ankabut: 52)
**********
Adapun firman Allah Swt.:
{وَمَا  عَلَيْنَا إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ}
Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah)  dengan jelas. (Yasin: 17)
Mereka (para utusan itu) mengatakan, "Sesungguhnya tugas kami hanyalah  menyampaikan risalah yang diamanatkan kepada kami untuk kalian. Apabila kalian  menaatinya, maka bagi kalian kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dan jika  kalian tidak memperkenankannya, maka kelak kalian akan mengetahui akibat dari  penolakan kalian itu; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui."
Comments
Post a Comment