تَبَّتْ  يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ (1) مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ (2)  سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ (3) وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ (4) فِي  جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ (5)
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan  sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan  apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan  (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari  sabut.
قَالَ  الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ،  حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرّة، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ،  عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ  إِلَى الْبَطْحَاءِ، فَصَعِدَ الْجَبَلَ فَنَادَى: "يَا صَبَاحَاهَ". فَاجْتَمَعَتْ  إِلَيْهِ قُرَيْشٌ، فَقَالَ: "أَرَأَيْتُمْ إِنْ حَدثتكم أَنَّ الْعَدُوَّ مُصبحكم  أَوْ مُمْسيكم، أَكَنْتُمْ تُصَدِّقُونِي؟ ". قَالُوا: نَعَمْ. قَالَ: "فَإِنِّي  نذيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٌ شَدِيدٍ". فَقَالَ أَبُو لَهَبٍ: أَلِهَذَا  جَمَعْتَنَا؟ تَبًّا لَكَ. فَأَنْزَلَ اللَّهُ: {تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ  وَتَبَّ} إِلَى آخِرِهَا
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Salam,  telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami  Al-A'masy, dari Amr ibnu Murrah, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa  Nabi Saw. keluar menuju ke Lembah Batha, lalu menaiki bukit yang ada padanya dan  berseru, "Awas ada musuh di pagi hari ini!" Maka orang-orang Quraisy berkumpul  kepadanya dan beliau bersabda: "Bagaimanakah pendapat kalian jika aku  sampaikan berita kepada kalian bahwa musuh akan datang menyerang kalian di pagi  atau petang hari, apakah kalian akan percaya kepadaku?” Mereka menjawab,  "Ya.” Nabi Saw. bersabda, "Maka sesungguhnya aku memperingatkan kepada kalian  akan datangnya azab yang keras.” Maka Abu Lahab berkata, "Celakalah  kamu ini, karena inikah engkau mengumpulkan kami." Maka Allah Swt. menurunkan  firman-Nya: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan  binasa. (Al-Lahab: 1), hingga akhir surat
Menurut riwayat yang lain, disebutkan bahwa lalu Abu Lahab menepiskan kedua  tangannya seraya berkata, "Celakalah kamu sepanjang hari ini, karena inikah  engkau mengumpulkan kami?" Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Binasalah  kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. (Al-Lahab: 1)
Konteks riwayat pertama menunjukkan pengertian kutukan terhadap Abu Lahab,  sedangkan konteks riwayat kedua menunjukkan pengertian pemberitaan tentang sikap  Abu Lahab. Abu Lahab adalah salah seorang paman Rasulullah Saw., nama aslinya  ialah Abdul Uzza ibnu Abdul Muttalib, dan nama kunyahnya (gelarnya) ialah Abu  Utaibah. Sesungguhnya dia diberi julukan Abu Lahab tiada lain karena wajahnya  yang cerah. Dia adalah seorang yang banyak menyakiti Rasulullah Saw., sangat  membenci dan meremehkannya serta selalu memojokkannya dan juga memojokkan  agamanya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Abul  Abbas, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Abu Zanad, dari ayahnya  yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku seorang lelaki yang dikenal  dengan nama Rabi'ah ibnu Abbad, dari Banid Dail, pada mulanya dia adalah seorang  jahiliah, lalu masuk Islam. Dia mengatakan bahwa ia pernah melihat Nabi Saw.  bersabda di masa Jahiliah di pasar Zul Majaz:
«يَا  أَيُّهَا النَّاسُ قُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ تُفْلِحُوا»
Hai manusia, ucapkanlah, "Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain  Allah, " niscaya kamu beruntung.
Sedangkan orang-orang berkumpul mengerumuninya. Dan di belakangnya terdapat  seorang yang berwajah cerah, bermata juling, dan rambutnya berkepang. Orang itu  mengatakan, "Sesungguhnya dia adalah orang pemeluk agama baru lagi pendusta."  Orang yang berwajah cerah itu selalu mengikuti Nabi Saw. ke mana pun beliau  pergi. Aku bertanya mengenainya, maka dijawab bahwa orang itu adalah pamannya  sendiri, bernama Abu Lahab.
Kemudian Imam Ahmad meriwayatkannya pula melalui Syuraih, dari Ibnu Abuz  Zanad, dari ayahnya, kemudian disebutkan hal yang semisal. Abu Zanad bertanya  kepada Rabi'ah, "Apakah saat itu engkau masih anak-anak?" Rabi'ah menjawab,  "Tidak, bahkan demi Allah, sesungguhnya aku di hari itu telah 'aqil lagi dapat  mengangkat qirbah." Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Husain ibnu  Abdullah ibnu Ubaidillah ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar  Rabi'ah ibnu Abbas Ad-Daili mengatakan, "Sesungguhnya saat ia bersama ayahnya  —telah berusia remaja— melihat Rasulullah Saw. mendatangi tiap kabilah,  sedangkan di belakang beliau terdapat seorang lelaki yang bermata juling,  berwajah cerah, dan berambut lebat. Rasulullah Saw. berdiri di hadapan kabilah,  lalu bersabda:
«يَا  بَنِي فُلَانٍ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ آمُرُكُمْ أَنْ تَعْبُدُوا  اللَّهَ لَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تُصَدِّقُونِي وَتَمْنَعُونِي حَتَّى  أُنَفِّذَ عَنِ اللَّهِ مَا بَعَثَنِي بِهِ»
Hai Bani Fulan, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian aku  memerintahkan kepada kalian untuk menyembah Allah dan janganlah kalian  persekutukan Dia dengan sesuatu pun; benarkanlah aku dan belalah aku hingga aku  dapat melaksanakan semua yang diutuskan oleh Allah kepadaku.
Apabila Rasulullah Saw. selesai dari ucapannya, maka lelaki itu berkata dari  belakangnya, "Hai Bani Fulan, orang ini menginginkan agar kalian memecat Lata  dan 'Uzza serta jin teman-teman kalian dari kalangan Bani Malik ibnu Aqyasy dan  mengikuti bid'ah dan kesesatan yang disampaikannya. Maka janganlah kalian dengar  dan jangan pula kalian ikuti."
Aku bertanya kepada ayahku, "Siapakah orang ini?" Ayahku menjawab, bahwa dia  adalah pamannya yang dikenal dengan nama Abu Lahab. Imam Ahmad dan Imam Tabrani  telah meriwayatkan pula dengan lafaz yang sama.
*******************
Firman Allah Swt:
{تَبَّتْ  يَدَا أَبِي لَهَبٍ}
Binasalah kedua tangan Abu Lahab. (Al-Lahab: 1)
Yakni merugi, kecewa, dan sesatlah (sia-sialah) amal perbuatan dan  usahanya.
{وَتَبَّ}
dan sesungguhnya dia akan binasa. (Al-Lahab: 1)
Yaitu sesungguhnya dia celaka dan telah nyata merugi dan binasa. 
Firman Allah Swt.:
{مَا  أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ}
Tidaklah berfaedah kepadanya harta benda dan apa yang ia usahakan.  (Al-Lahab: 2)
Ibnu Abbas dan lain-lainnya mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah  Swt: dan apa yang ia usahakan. (Al-Lahab: 2) Maksudnya, anaknya. Telah  diriwayatkan pula hal yang semisal dari Aisyah, Mujahid, Ata, Al-Hasan, dan Ibnu  Sirin.
Telah diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa ketika Rasulullah Saw. menyeru  kaumnya kepada iman. Abu Lahab berkata, "Jika apa yang dikatakan oleh  keponakanku ini benar, maka sesungguhnya aku akan menebus diriku kelak di hari  kiamat dari azab dengan harta dan anak-anakku." Maka turunlah firman Allah Swt.:  Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan".  (Al-Lahab: 2)
Adapun firman Allah Swt.:
{سَيَصْلَى  نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ}
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. (Al-Lahab: 3)
Yakni neraka yang apinya berbunga, menyala dengan hebatnya, dan sangat  membakar.
{وَامْرَأَتُهُ  حَمَّالَةَ الْحَطَبِ}
Dan (begitu pula) istrinya pembawa kayu bakar. (Al-Lahab: 4)
Istri Abu Lahab dari kalangan wanita Quraisy yang terhormat dan termasuk  pemimpin kaum wanitanya bernama Ummu Jamil, nama aslinya ialah Arwah binti Harb  ibnu Umayyah, saudara perempuan Abu Sufyan. Dia membantu suaminya dalam  kekufuran dan keingkarannya terhadap perkara hak yang dibawa oleh Nabi Saw.  Karena itulah maka kelak di hari kiamat ia menjadi pembantu yang mengazabnya  dalam di neraka Jahanam. Di dalam firman berikutnya disebutkan:
{حَمَّالَةَ  الْحَطَبِ فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ}
pembawa kayu bakar, yang di lehernya ada tali dari sabut. (Al-Lahab:  4-5)
Yaitu memanggul kayu bakar, lalu melemparkannya kepada suaminya agar api yang  membakarnya bertambah besar; istrinya memang diciptakan untuk itu dan disediakan  untuk membantu mengazabnya.
{فِي  جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ}
Yang di lehernya ada tali dari sabut. (Al-Lahab: 5)
Menurut Mujahid dan Urwah, makna yang dimaksud ialah berupa api neraka.  Diriwayatkan pula dari Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, As-Sauri, dan  As-Saddi sehubungan dengan makna firman-Nya: pembawa kayu bakar.  (Al-Lahab: 4) Bahwa istri Abu Lahab gemar berjalan menghamburkan fitnah  (hasutan). Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Atiyyah Al-Jadah, Ad-Dahhak, dan  Ibnu Zaid, bahwa istri Abu Lahab meletakkan ranting-ranting berduri di  jalan-jalan yang dilalui oleh Rasulullah Saw. Ibnu Jarir mengatakan bahwa istri  Abu Lahab mengejek Nabi Saw. sebagai orang yang fakir, dan dia pernah mencari  kayu bakar, oleh karena itulah maka ia dijuluki dengan sebutan 'Hammalatal  Hatab' sebagai cemoohan terhadapnya. Demikianlah menurut apa yang  diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, tetapi dia tidak menisbatkannya kepada siapa pun.  Pendapat yang benar adalah yang pertama; hanya Allah-lah Yang Maha  Mengetahui.
Sa'id ibnul Musayyab mengatakan bahwa dahulu istri Abu Lahab mempunyai sebuah  kalung yang mewah, lalu ia mengatakan, "Sesungguhnya aku akan membelanjakan  kalung ini (menjualnya) untuk biaya memusuhi Muhammad Saw." Maka Allah  menghukumnya dengan tali dari api neraka yang dikalungkan di lehernya (kelak di  hari kemudian).
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah  menceritakan kepada kami Waki', dari Sulaim maula Asy-Sya'bi, dari Asy-Sya'bi  yang mengatakan bahwa al-masadd artinya sabut. Urwah ibnuz Zubair  mengatakan bahwa al-masadd artinya rantai yang panjangnya tujuh puluh  hasta. Telah diriwayatkan pula dari As-Sauri bahwa makna yang dimaksud ialah  sebuah kalung api yang panjangnya tujuh puluh hasta.
Al-Jauhari mengatakan bahwa al-masadd adalah sabut, dan al-masadd juga  berarti tali yang terbuat dari sabut atau kulit pohon, dan adakalanya terbuat  dari kulit unta atau bulunya. Dalam bahasa Arab disebutkan masadtul habla  atau amsuduhu masdan, artinya ialah engkau pintal tali itu dengan  pintalan yang baik.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Yang di lehernya  ada tali dari sabut. (Al-Lahab: 5) Yakni pasung leher yang terbuat dari  besi, tidakkah engkau perhatikan bahwa orang-orang Arab menyebut anak unta yang  pertama masad? 
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku dan Abu  Zar'ah, keduanya mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnuz  Zubair Al-Humaidi, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan  kepada kami Al-Walid ibnu KaSir, dari Abu Badras, dari Asma binti Abu Bakar yang  mengatakan bahwa ketika diturunkan firman Allah Swt.: Binasalah kedua tangan  Abu Lahab. (Al-Lahab: 1) Maka datanglah wanita yang bermata juling (yaitu  Ummu Jamil binti Harb) seraya menyumpah-nyumpah, sedangkan tangannya memegang  batu seraya mengucapkan kata-kata bersyair, "Dia telah mencela agama nenek  moyang kami, agamanya kutolak dan perintahnya kutentang."
Saat itu Rasulullah Saw. sedang duduk di masjid ditemani sahabat Abu Bakar.  Ketika sahabat Abu Bakar melihat Ummu Jamil, ia berkata kepada Rasulullah,  "Wahai Rasulullah, Ummu Jamil datang, dan aku mengkhawatirkan keselamatanmu bila  dia melihatmu." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Dia tidak akan dapat  melihatku.
Dan Nabi Saw. membaca suatu ayat Al-Qur'an sebagai perlindungan buat dirinya,  sebagaimana yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
وَإِذا  قَرَأْتَ الْقُرْآنَ جَعَلْنا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ  بِالْآخِرَةِ حِجاباً مَسْتُوراً
Dan apabila kamu membaca Al-Qur’an, niscaya Kami adakan antara kamu dan  orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang  tertutup. (Al-Isra: 45)
Maka Ummu Jamil datang dan berdiri di hadapan Abu Bakar tanpa melihat  Rasulullah Saw., lalu berkata, "Hai Abu Bakar, sesungguhnya aku mendapat berita  bahwa temanmu mengejekku." Abu Bakar menjawab, "Tidak, demi Tuhan Penguasa  Ka'bah ini, dia tidak mengejekmu." Maka Ummu Jamil pergi seraya mengatakan,  "Orang-orang Quraisy telah mengetahui bahwa sesungguhnya aku adalah anak  perempuan pemimpin mereka."
Sufyan mengatakan bahwa Al-Walid di dalam hadisnya—atau selain Al-Walid—  menyebutkan bahwa Ummu Jamil terjatuh karena kainnya tersangkut, saat itu ia  sedang melakukan tawaf di Ka'bah, maka Ummu Jamil mengatakan, "Celakalah si  pencela itu." Maka Ummu Hakim binti Abdul Muttalib mengatakan, "Sesungguhnya aku  benar-benar wanita yang menjaga kehormatannya, maka aku tidak berbicara; dan aku  adalah seorang wanita pingitan, maka aku tidak mengetahui banyak hal; dan kita  berdua dari kalangan anak-anak sepaman (sepupu), dan orang-orang Quraisy lebih  mengetahuinya."
Sebagian ahli ilmu mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Yang di  lehernya ada tali dari sabut (Al-Lahab: 5) Yakni di lehernya ada tali dari  api neraka Jahanam yang mengangkatnya sampai ke pinggir neraka Jahanam, lalu ia  dilemparkan ke dasarnya. Kemudian dilakukan hal yang semisal terhadapnya  selama-lamanya.
Abu Khattab ibnu Dihyah di dalam kitabnya yang berjudul At-Tanwir mengatakan  bahwa telah diriwayatkan hal yang semisal dan al-masad diartikan dengan tali  timba.
Para ulama mengatakan bahwa surat ini merupakan mukjizat dan bukti terang  yang menunjukkan kenabian. Karena sesungguhnya sejak diturunkan firman-Nya:  Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya,  pembawa kayu bakar, Yang di lehernya ada tali dari sabut. (Al-Lahab:  3-5)
Yang memberitakan bahwa keduanya adalah orang yang celaka dan tidak akan mau  beriman. Kemudian kenyataanya memang demikian selama hidupnya, keduanya tidak  beriman dan tidak pula salah seorangnya, baik lahir maupun batinnya, dan baik  menyembunyikannya ataupun melahirkannya. Keduanya sama sekali tidak mau beriman  Dan hal ini merupakan bukti paling kuat yang menunjukkan kebenaran kenabian Nabi  Muhammad Saw.
Demikianlah akhir tafsir surat  Al-Lahab, segalapuji bagi Allah atas karunia-Nya.
Comments
Post a Comment