{فَآمَنَ  لَهُ لُوطٌ وَقَالَ إِنِّي مُهَاجِرٌ إِلَى رَبِّي إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ  الْحَكِيمُ (26) وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَجَعَلْنَا فِي  ذُرِّيَّتِهِ النُّبُوَّةَ وَالْكِتَابَ وَآتَيْنَاهُ أَجْرَهُ فِي الدُّنْيَا  وَإِنَّهُ فِي الآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ (27) }
Maka Lut membenarkan (kenabian)nya. Dan berkatalah Ibrahim, "Sesungguhnya  aku akan berpindah ke (tempat  yang diperintahkan) Tuhanku  (kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” Dan  Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub dan Kami jadikan kenabian dan  Al-Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan  sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang  saleh.
Allah Swt. menceritakan tentang Ibrahim, bahwa Lut beriman kepadanya. Menurut  suatu pendapat, Lut adalah anak saudara lelaki Nabi Ibrahim. Mereka mengatakan  bahwa Lut ibnu Haran ibnu Azar, yakni tiada seorang pun dari kalangan kaumnya  yang beriman kepadanya selain Lut dan Sarah (istri Nabi Ibrahim sendiri).
Akan tetapi, timbul suatu pertanyaan tentang bagaimanakah menggabungkan  pengertian ayat ini dengan hadis yang disebutkan di dalam kitab sahih yang  menceritakan, bahwa ketika Ibrahim a.s. bersua dengan raja yang angkara murka  (sewenang-wenang) itu dan si raja menanyakan tentang Sarah kepada Ibrahim,"Apa  hubungan kamu dengan wanita ini?" Nabi Ibrahim menjawab, "Dia adalah saudara  perempuanku."
Kemudian Ibrahim menemui istrinya dan mengatakan kepadanya, "Sesungguhnya aku  telah mengatakan kepada si raja lalim itu bahwa engkau adalah saudara  perempuanku, janganlah kamu mendustakan diriku (di hadapannya nanti)  karena sesungguhnya di muka bumi ini tiada seorang pun yang beriman selain  dari aku dan kamu, karenanya engkau adalah saudara perempuan seagamaku."
Seakan-akan makna yang dimaksud —hanya Allah Yang lebih mengetahui— bahwa  tiada sepasang suami istri di muka bumi pada masa itu yang beragama Islam selain  Nabi Ibrahim dan istrinya, karena sesungguhnya Lut a.s. telah beriman kepadanya,  dia berasal dari kaumnya. Lut ikut berhijrah bersama Nabi Ibrahim ke negeri  Syam, kemudian ia diangkat menjadi rasul untuk penduduk Sodom dan daerah-daerah  sekitarnya; hal itu terjadi di masa Nabi Ibrahim a.s. Kemudian perihal mereka  telah disebutkan dalam pembahasan yang telah lalu, dan akan disebutkan lagi pada  pembahasan berikutnya. 
Firman Allah Swt.:
{وَقَالَ  إِنِّي مُهَاجِرٌ إِلَى رَبِّي}
Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan)  Tuhanku (kepadaku). (Al-'Ankabut: 26)
Damir yang terdapat di dalam firman-Nya, "Qala, " dapat  ditakwilkan merujuk kepada Lut, karena lafaz Lut merupakan lafaz yang  terdekat dengannya. Dapat pula ditakwilkan merujuk kepada Ibrahim, sebagaimana  yang dikatakan oleh Ibnu Abbas dan Ad-Dahhak. Pengertian kedua ini berdasarkan  apa yang tersimpan di dalam firman-Nya: Maka Lut membenarkan  (kenabian)nya. (Al-'Ankabut: 26) Yakni dari kalangan kaumnya.
Kemudian Allah Swt. menceritakan bahwa Ibrahim memilih untuk pindah dari  kalangan kaumnya demi membela agamanya dan meneguhkannya. Karena itulah  disebutkan oleh firman selanjutnya:
{إِنَّهُ  هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ}
sesungguhnya Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Al-'Ankabut:  26)
Yaitu kemuliaan hanyalah milik Allah, rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman  kepada-Nya. Allah Mahabijaksana dalam semua perkataan, perbuatan, dan semua  ketetapan-Nya. 
Qatadah mengatakan bahwa Ibrahim dan Lut berpindah dari Kausa (daerah  pedalaman Kufah) menuju ke negeri Syam. 
Qatadah mengatakan pula bahwa pernah diceritakan kepada kami bahwa Nabi Saw.  telah bersabda:
"إِنَّهَا  سَتَكُونُ هِجْرَةٌ بَعْدَ هِجْرَةٍ، يَنْحَازُ أَهْلُ الْأَرْضِ إِلَى مُهَاجَر  إِبْرَاهِيمَ، وَيَبْقَى فِي الْأَرْضِ شرار أهلها، حتى تلفظهم أرضهم وتقذرُهم  رُوحُ اللَّهِ، وَتَحْشُرهُمُ النَّارُ مَعَ الْقِرَدَةِ وَالْخَنَازِيرِ، تَبِيتُ  مَعَهُمْ إِذَا بَاتُوا، وتَقِيل مَعَهُمْ إِذَا قَالُوا، وَتَأْكُلُ مَا سَقَطَ  مِنْهُمْ"
Sesungguhnya kelak akan ada hijrah sesudah hijrah; penduduk bumi (yang  beriman) beralih ke tempat-tempat bekas Nabi Ibrahim, sedangkan yang ada di  tempat lain dari bumi hanyalah orang-orang yang jahat saja, sehingga bumi tempat  mereka memuntahkan mereka dan Allah Swt. merasa jijik terhadap mereka, serta api  menggiring mereka bersama-sama kera dan babi. Api itu ikut menginap bersama  mereka di tempat mereka menginap jika mereka menginap, dan ikut istirahat di  siang hari jika mereka istirahat di siang hari, dan api itu membakar apa saja  yang terjatuh dari mereka.
Imam Ahmad telah meriwayatkan hadis ini berikut sanadnya secara panjang  lebar, melalui hadis Abdullah ibnu Amr ibnul As. Ia mengatakan, telah  menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar,  dari Qatadah, dari Syahr ibnu Hausyab yang mengatakan bahwa ketika tiba masa  pembaiatan Yazid ibnu Mu'awiyah, ia datang ke negeri Syam, dan ia mendapat  berita tentang majelis tempat Nauf Al-Bakkali biasa mengajar. Maka ia mendatangi  tempat itu. Tiba-tiba datanglah seorang lelaki, dan orang-orang menguakkan jalan  untuknya, lelaki itu memakai baju khamisah. Ternyata dia adalah Abdullah ibnu  Amr ibnul As. Ketika Nauf Al-Bakkali melihatnya, maka ia menghentikan  pembicaraannya, dan Abdullah ibnu Amr berkata bahwa ia pernah mendengar  Rasulullah Saw. bersabda:
"إِنَّهَا  سَتَكُونُ هِجْرَةٌ بَعْدَ هِجْرَةٍ، فَيَنْحَازُ النَّاسُ إِلَى مُهَاجرَ  إِبْرَاهِيمَ، لَا يَبْقَى فِي الْأَرْضِ إِلَّا شَرَارُ أَهْلِهَا، فَتَلْفِظُهُمْ  أَرَضُوهُمْ، تقْذَرهم نفسُ الرَّحْمَنِ، تَحْشُرُهُمُ النَّارُ مَعَ الْقِرَدَةِ  وَالْخَنَازِيرِ فَتَبِيتُ مَعَهُمْ إِذَا بَاتُوا، وتَقِيل مَعَهُمْ إِذَا  قَالُوا، وَتَأْكُلُ مِنْهُمْ مَنْ تَخَلَّف"
Sesungguhnya kelak akan ada hijrah sesudah hijrah, maka orang-orang  (mukmin) beralih ke tempat hijrahnya Nabi Ibrahim; tiada yang tertinggal  di bumi selain dari para penduduknya yang jahat-jahat, maka bumi memuntahkan  mereka dan Tuhan Yang Maha Pemurah merasa jijik terhadap mereka. Mereka digiring  oleh api bersama-sama kera dan babi; api itu ikut menginap bersama mereka bila  mereka menginap, dan ikut beristirahat di siang hari bersama mereka bila mereka  istirahat di siang hari; api itu melahap siapa pim yang tertinggal dari kalangan  mereka.
Abdullah ibnu Amr ibnul As mengatakan pula bahwa ia pernah mendengar  Rasulullah Saw. bersabda:
"سَيَخْرُجُ  أُنَاسٌ مِنْ أُمَّتِي من قبل المشرق، يقرؤون الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيهم،  كُلَّمَا خَرَجَ مِنْهُمْ قَرْنٌ قُطع، كُلَّمَا خَرَجَ مِنْهُمْ قَرْنٌ قُطِعَ"  حَتَّى عَدّها زِيَادَةً عَلَى عِشْرِينَ مَرَّةً "كُلَّمَا خَرَجَ مِنْهُمْ قَرْنٌ  قُطِعَ، حَتَّى يَخْرُجَ الدَّجَّالُ فِي بَقِيَّتِهِمْ"
Kelak akan muncul segolongan orang dari kalangan umatku dari arah  terbitnya matahari (timur) yang pandai membaca Al-Qur’an, tetapi  Al-Qur’an tidak meresap ke dalam dada mereka. Setiap kali muncul suatu generasi  dari mereka pasti dimusnahkan, setiap kali muncul suatu generasi dari kalangan  mereka pasti dibinasakan -kalimat ini dihitung oleh Abdullah ibnu Amr lebih dari  dua puluh kali- setiap kali muncul suatu generasi dari kalangan mereka pasti  dibinasakan, sehingga muncullah Dajjal dari kalangan sisa-sisa mereka.
Imam Ahmad telah meriwayatkannya dari Abu Daud dan Abdus Samad yang keduanya  dari Hisyam Ad-Dustuwa'i, dari Qatadah dengan sanad yang sama. 
Abu Daud telah meriwayatkannya pula di dalam kitab sunannya. Di dalam  Kitabul Jihad (pembahasan tentang Jihad), Bab "Berita tentang Terhuninya  Negeri Syam," bahwa telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Umar, telah  menceritakan kepada kami Mu'az ibnu Hisyam, dari Qatadah, dari Syahr ibnu  Hausyab, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar  Rasulullah Saw. bersabda:
"سَتَكُونُ  هِجْرَةٌ بَعْدَ هِجْرَةٍ، فَخِيَارُ أَهْلِ الْأَرْضِ أَلْزَمُهُمْ مُهاجَر  إِبْرَاهِيمَ، وَيَبْقَى فِي الْأَرْضِ شِرَارُ أَهْلِهَا تَلْفِظُهُمْ أَرْضُهُمْ  وتَقْذرهم نَفْسُ الرَّحْمَنِ، وَتَحْشُرُهُمُ النَّارُ مَعَ الْقِرَدَةِ  وَالْخَنَازِيرِ"
Kelak akan terjadi perpindahan sesudah hijrah, penduduk bumi (yang  beriman) beralih ke tempat-tempat bekas hijrahnya Nabi Ibrahim, dan yang  tertinggal di belahan bumi lainnya hanyalah para penduduknya yang jahat-jahat,  mereka dimuntahkan oleh bumi dan Tuhan Yang Maha Pemurah jijik terhadap mereka,  mereka digiring oleh api bersama-sama kera dan babi.
قَالَ  الْإِمَامُ أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا يَزِيدُ، أَخْبَرَنَا أَبُو جَنَاب  يَحْيَى بْنُ أَبِي حيَّة، عَنْ شَهْرُ بْنُ حَوْشَبٍ قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ  اللَّهِ بْنَ عُمَر يَقُولُ لَقَدْ رأيتُنا وَمَا صَاحِبُ الدِّينَارِ  وَالدِّرْهَمِ بِأَحَقِّ مِنْ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ، ثُمَّ لَقَدْ رَأَيْتُنَا  بآخِرَة الْآنَ، وَالدِّينَارُ وَالدِّرْهَمُ أَحَبُّ إِلَى أَحَدِنَا مِنْ أَخِيهِ  الْمُسْلِمِ، وَلَقَدْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  يَقُولُ: "لَئِنْ أَنْتُمُ اتَّبَعْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ، وَتَبَايَعْتُمْ  بِالْعِينَةِ، وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، لَيُلْزِمَنَّكُمُ  اللَّهُ مذلَّة فِي أَعْنَاقِكُمْ، ثُمَّ لَا تُنْزَعُ مِنْكُمْ حَتَّى تَرْجِعُوا  إِلَى مَا كُنْتُمْ عَلَيْهِ، وَتَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ".  وَسَمِعَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:  "لَتَكُونَنَّ هِجْرَةٌ بَعْدَ هِجْرَةٍ إِلَى مُهاجر أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ  حَتَّى لَا يَبْقَى فِي الْأَرَضِينَ إِلَّا شِرَارُ أَهْلِهَا وَتَلْفِظُهُمْ  أَرَضُوهُمْ، وتقذرهم روح الرحمن، وتحشرهم النار مع القردة وَالْخَنَازِيرِ،  تَقِيلُ حَيْثُ يَقِيلُونَ ، وَتَبِيتُ حَيْثُ يَبِيتُونَ، وَمَا سَقَطَ مِنْهُمْ  فَلَهَا". وَلَقَدْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  يَقُولُ: "يَخْرُجُ من أمتي قوم يسيئون الأعمال، يقرؤون الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ  حَنَاجِرَهُمْ -قَالَ يَزِيدُ: لَا أَعْلَمُهُ إِلَّا قَالَ -يَحْقِرُ أَحَدُكُمْ  عِلْمَهُ مَعَ عِلْمِهِمْ، يَقْتُلُونَ أَهْلَ الْإِسْلَامِ، فَإِذَا خَرَجُوا  فَاقْتُلُوهُمْ، ثُمَّ إِذَا خَرَجُوا فَاقْتُلُوهُمْ، ثُمَّ إِذَا خَرَجُوا  فَاقْتُلُوهُمْ، فَطُوبَى لِمَنْ قَتَلَهُمْ، وَطُوبَى لِمَنْ قَتَلُوهُ. كُلَّمَا  طَلَعَ مِنْهُمْ قَرْنٌ قَطعَه اللَّهُ". فَرَدَّدَ ذَلِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى  اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِشْرِينَ مَرَّةً، أَوْ أَكْثَرَ، وَأَنَا  أَسْمَعُ
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah  menceritakan kepada kami Abu Janab Yahya ibnu Abu Hayyah, dari Syahr ibnu  Hausyab yang mengatakan, ia pernah mendengar Abdullah ibnu Amr mengatakan bahwa  dahulu di masanya tiada seorang pun yang memiliki dinar dan dirham (harta) lebih  berhak daripada saudara muslimnya (hidup mereka penuh dengan kebersamaan).  Kemudian sesudah itu (yakni di masa Syahr ibnu Hausyab) keadaannya berbeda,  dinar dan dirham lebih disukai oleh seseorang daripada saudara semuslimnya  (yakni hidup mereka individualistis). Dan ia pernah mendengar Rasulullah Saw.  bersabda: Sesungguhnya jika kalian mengikuti ekor sapi dan melakukan  transaksi secara 'ainah, serta meninggalkan jihad di jalan Allah, maka  benar-benar Allah akan menimpakan ke hinaan ke atas pundak kalian yang tidak  dapat dilenyapkan dari kalian sebelum kalian kembali ke jalan semula dan  bertobat kepada Allah Swt. Dan ia mengatakan bahwa ia pernah mendengar  Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya kelak akan ada hijrah sesudah hijrah,  yaitu ke tempat-tempat hijrahnya bapak moyang kalian Nabi Ibrahim, sehingga  tiada yang tertinggal di belahan bumi lainnya selain dari para penghuninya yang  jahat-jahat. Bumi memuntahkan mereka dan Tuhan Yang Maha Pemurah jijik terhadap  mereka. Mereka digiring oleh api bersama-sama kera dan babi. Api itu ikut  istirahat siang hari di tempat mereka istirahat siang hari, dan ikut menginap  bersama mereka di tempat mereka menginap; apa saja dari mereka yang terjatuh  dilahap oleh api itu. Sesungguhnya ia pernah pula ia mendengar Rasulullah  Saw. bersabda: Kelak akan muncul suatu kaum dari kalangan umatku yang amal  perbuatan mereka buruk; mereka pandai membaca Al-Qur'an, tetapi Al-Qur’an tidak  melampaui tenggorokan mereka (yakni tidak meresap ke dalam dada mereka).  Yazid (salah seorang perawi hadis ini) mengatakan bahwa sepanjang pengetahuannya  Abu Janab mengatakan hal berikut: Seseorang dari kalian merasa amat kecil  ilmunya dibandingkan dengan ilmu mereka, tetapi mereka gemar memerangi ahli  Islam. Maka apabila mereka muncul, perangilah mereka. Kemudian bila mereka  muncul lagi, perangilah mereka. Kemudian bila mereka muncul juga, perangilah  mereka. Maka amatlah beruntung bagi orang yang berhasil membunuh mereka,  beruntunglah orang yang dapat membunuh mereka. Setiap kali muncul suatu generasi  dari mereka, Allah membinasakannya. Rasulullah Saw. mengulang-ulang sabdanya  yang terakhir ini sebanyak dua puluh kali atau lebih, sedangkan ia  mendengarnya.
قَالَ  الْحَافِظُ أَبُو بَكْرٍ الْبَيْهَقِيُّ: أَخْبَرَنَا أَبُو الحُسَيْن بْنُ  الْفَضْلٍ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ  سُفْيَانَ، حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ إِسْحَاقُ بْنُ يَزِيدَ وَهِشَامُ بْنُ  عَمَّارٍ الدِّمَشْقِيَّانِ قَالَا حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَمْزَةَ، حَدَّثَنَا  الْأَوْزَاعِيُّ، عَنْ نَافِعٍ -وَقَالَ أَبُو النَّضْرِ، عَمَّنْ حدَّثه، عَنْ  نَافِعٍ -عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه  وسلم قَالَ: "سَيُهَاجِرُ أَهْلُ الْأَرْضِ هِجْرَةً بَعْدَ هِجْرَةٍ، إِلَى مهاجَر  إِبْرَاهِيمَ، حَتَّى لَا يَبْقَى إِلَّا شَرَارُ أَهْلِهَا، تَلْفِظُهُمُ  الْأَرَضُونَ (8) وَتَقْذَرُهُمْ رُوحُ الرَّحْمَنِ، وتحشرهم النار مع القردة  والخنازير، تبيت معهم حَيْثُ بَاتُوا، وَتَقِيلُ مَعَهُمْ حَيْثُ قَالُوا، لَهَا  مَا سَقَطَ مِنْهُمْ".
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Baihaqi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul  Hasan ibnul Fadl, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ja'far, telah  menceritakan kepada kami Ya'qub ibnu Sufyan, telah menceritakan kepada kami Abun  Nadr Ishaq ibnu Ibrahim ibnu Yazid dan Hisyam ibnu Ammar yang kedua-duanya dari  Dimasyq, bahwa telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Hamzah, telah  menceritakan kepada kami Al-Auza'i, dari Nafi'. Dan Abun Nadr telah meriwayatkan  dari orang yang pernah mendengar hadis berikut dari Abdullah ibnu Umar, bahwa  Rasulullah Saw. pernah bersabda: Kelak penduduk bumi (yang beriman)  akan berpindah ke tempat-tempat hijrahnya Nabi Ibrahim sehingga tiada yang  tertinggal di belahan bumi yang lain kecuali hanya para penduduknya yang  jahat-jahat. Bumi memuntahkan mereka dan Tuhan Yang Maha Pemurah jijik terhadap  mereka. Mereka digiring oleh api bersama-sama kera dan babi. Api itu ikut  menginap bersama mereka di tempat mereka menginap, dan ikut istirahat di siang  hari di tempat mereka istirahat siang hari, api itu membakar apa saja yang  terjatuh dari mereka.
Hadis Nafi' ini berpredikat garib; jelasnya Al-Auza'i telah  meriwayatkannya dari salah seorang gurunya yang berpredikat lemah. Hanya Allah  Yang lebih mengetahui. Tetapi riwayatnya yang melalui hadis Abdullah ibnu Amr  ibnul As lebih mudah untuk dihafalkan.
****
Firman Allah SWT:
{وَوَهَبْنَا  لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ}
Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim Ishak dan  Ya’qub. (Al-Ankabut: 27)
Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{فَلَمَّا  اعْتَزَلَهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ  وَيَعْقُوبَ وَكُلا جَعَلْنَا نَبِيًّا}
Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang  mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak dan Ya'qub. Dan  masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi. (Maryam: 49)
Yakni setelah Nabi Ibrahim meninggalkan kaumnya, maka Allah menyenangkan  hatinya dengan memberinya seorang anak yang saleh lagi menjadi seorang nabi, dan  seorang cucu yang saleh dan juga seorang nabi semasa ia (Ibrahim) masih hidup.  Hal yang sama disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَوَهَبْنَا  لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ نَافِلَةً}
Dan Kami telah memberikan kepadanya (Ibrahim) Ishaq dan Ya'qub,  sebagai suatu anugerah (dari Kami). (Al-Anbiya: 72)
Yaitu sebagai karunia tambahan buat Ibrahim, sebagaimana pula yang disebutkan  oleh firman-Nya:
{فَبَشَّرْنَاهَا  بِإِسْحَاقَ وَمِنْ وَرَاءِ إِسْحَاقَ يَعْقُوبَ}
Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran)  Ishaq dan dari Ishaq (akan lahir putranya) Ya’qub. (Hud: 71)
Yakni akan dilahirkan seorang cucu sesudahnya, untuk menggembirakan hati  keduanya (Ibrahim dan Ishaq) semasa keduanya masih hidup. Keberadaan Nabi Ya'qub  sebagai anak Nabi Ishaq dinaskan oleh Al-Qur'an dan dikuatkan oleh sunnah  nabawi. Allah Swt. telah berfirman:
{أَمْ  كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا  تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ آبَائِكَ  إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ  مُسْلِمُونَ}
Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) kematian,  ketika ia berkata kepada anak-anaknya, "Apakah yang kamu sembah sepeninggalku?”  Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim,  Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa.” (Al-Baqarah: 133),  hingga akhir ayat.
Di dalam kitab Sahihain disebutkan melalui salah satu hadisnya yang  mengatakan:
"إِنَّ  الْكَرِيمَ ابنَ الْكَرِيمِ ابنِ الْكَرِيمِ ابْنِ الْكَرِيمِ يوسفُ بنَ يعقوبَ  بْنِ إسحاقَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ"
Sesungguhnya orang yang mulia bin orang yang mulia bin orang yang mulia  bin orang yang mulia adalah Yusuf ibnu Ya'qub ibnu Ishaq ibnu Ibrahim 'alaihis  salam.
Adapun mengenai apa yang diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas  sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim Ishaq  dan Ya’qub. (Al-'Ankabut: 27) bahwa keduanya adalah putra Nabi Ibrahim.  Padahal makna yang sebenarnya menyatakan bahwa cucu itu sama kedudukannya dengan  anak; sesungguhnya pengertian ini hampir samar bagi orang yang tingkatannya di  bawah Ibnu Abbas. 
Firman Allah Swt.:
{وَجَعَلْنَا  فِي ذُرِّيَّتِهِ النُّبُوَّةَ وَالْكِتَابَ}
dan Kami jadikan kenabian dan Al-Kitab pada  keturunannya. (Al-'Ankabut:  27)
Ini merupakan karunia yang paling besar, karena selain Allah menjadikan  Ibrahim sebagai kekasih-Nya, dan menjadikannya sebagai panutan bagi umat  manusia, juga memberikan kepada keturunannya kenabian dan Al-Kitab. Maka tiada  seorang nabi pun sesudah Nabi Ibrahim melainkan berasal dari keturunannya. Semua  nabi kaum Bani Israil berasal dari keturunan Ya'qub ibnu Ishaq ibnu Ibrahim,  sehingga nabi yang terakhir dari kalangan mereka adalah Isa ibnu Maryam.  Kemudian bangkitlah dari kalangan para nabi semuanya seorang nabi dari Arab  keturunan kabilah Quraisy dari keluarga Bani Hasyim. Dia datang sebagai pembawa  berita gembira dan penutup para rasul secara mutlak, juga penghulu seluruh anak  Adam, baik di dunia maupun di akhirat. Allah telah memilihnya dari kalangan  intinya orang-orang Arab 'Uraba, berasal dari keturunan Nabi Ismail ibnu Ibrahim  a.s. Tiada seorang pun yang menjadi nabi dari kalangan keturunan Nabi Ismail  selain beliau, Nabi Muhammad Saw. 
Firman Allah Swt.:
{وَآتَيْنَاهُ  أَجْرَهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الآخِرَةِ لَمِنَ  الصَّالِحِينَ}
dan Kami berikan kepadanya balasannya di  dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang  saleh. (Al-'Ankabut: 27)
Yakni Allah menghimpunkan baginya dua hal antara kebahagiaan di dunia dan  kebahagiaan di akhirat secara berkesinambungan. Dia di dunia beroleh rezeki yang  luas, kesejahteraan dan rumah yang luas, sumber air yang deras, istri yang  cantik lagi saleh, pujian yang baik dan buah bibir yang baik, semua orang  menyukai dan menyenanginya, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid,  Qatadah, dan lain-lainnya. Selain dari itu Nabi Ibrahim adalah orang yang selalu  mengerjakan ketaatan kepada Allah dari berbagai seginya, sebagaimana yang  disebutkan di dalam firman-Nya:
{وَإِبْرَاهِيمَ  الَّذِي وَفَّى}
dan (lembaran-lembaran) Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji.  (An-Najm: 37)
Yaitu dia mengerjakan semua yang diperintahkan Allah kepadanya dan melakukan  ketaatan kepada Allah dengan sempurna. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:  dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di  akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. (Al-'Ankabut: 27)
Sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
{إِنَّ  إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ  الْمُشْرِكِينَ. شَاكِرًا لأنْعُمِهِ اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ  مُسْتَقِيمٍ. وَآتَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَإِنَّهُ فِي الآخِرَةِ لَمِنَ  الصَّالِحِينَ}
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi  patuh kepada Allah dan hanif. dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk orang-orang  yang mempersekutukan (Tuhan), (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah  telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. dan Kami berikan  kepadanya kebaikan di dunia. dan Sesungguhnya Dia di akhirat benar-benar  Termasuk orang-orang yang saleh. (An-Nahl 120-122)
Comments
Post a Comment